Strategi Pemasaran Global di Pasar Indonesia
Globalisasi merupakan sebuah tantangan baru bagi perusahaan dalam penerapan strategi pemasaran. Globalisasi adalah sebuah proses perubahan yang melibatkan bidang politik, ekonomi, sosial-budaya, geografi, dan teknologi yang mampu mengintegrasikan keseluruhan belahan wilayah dunia sehingga memperpendek dan mempersingkat jarak dan waktu. Karena dengan adanya globalisasi, perusahaan dituntut untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan kelas dunia yang memiliki modal besar dan produk yang lebih berkualitas. Saat ini Indonesia menjadi target pasar bagi perusahaan-perusahaan global untuk menikmati keuntungan besar, sedangkan perusahaan Indonesia kalah dalam persaingan.
Banyak pakar pendidikan dan praktisi bisnis telah menganggap bahwa globalisasi sebagai fenomena yang sangat menarik untuk dicermati, karena dewasa ini terlihat dengan jelas berlangsungnya proses transformasi global. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Held et al., (1999) dalam Ginting (2008) yang menyatakan bahwa globalisasi telah semakin nyata dalam bidang politik, tatanan teritorial kenegaraan, budaya, dan ekonomi. Pengintegrasian pasar barang, jasa, investasi, serta jaringan dan organisasi berbasis ilmu pengetahuan semakin tampak (knowledge network and competency of organization), baik inter, intra-firms maupun across the nations. Barang dan jasa itu dirancang, dibuat, dan dipasarkan ke seluruh penjuru dunia dengan melalui tatanan mata rantai produksi yang dinamis dan mampu melampaui batas negara (cross-border dynamic valuechain) serta lintas perusahaan.
Globalisasi menjadi sebuah tantangan bagi semua perusahaan yang ingin masuk ke pasar global. Karena dengan adanya globalisasi, perusahaan dituntut untuk menerapkan strategi pemasaran global sehingga akan berdampak pada keunggulan bersaing di pasar lokal, yaitu pasar tempat produk perusahaan dipasarkan. Namun demikian, setiap negara memiliki karakteristik yang beragam sehingga perusahaan harus pula mengamati permintaan pasar lokal terhadap produk yang dijual. Dengan adanya permintaan yang memiliki karakteristik berbeda, maka penerapan strategi pemasaran global yang sesuai dengan kondisi pasar diperlukan. Pendekatan strategi ini dikenal dengan adaptation marketing strategy.
Terkait dengan globalisasi tersebut, permasalahan yang muncul adalah banyak perusahaan Indonesia yang belum cukup mampu menghadapi persaingan di pasar global. Pada akhirnya, Indonesia hanya dijadikan target pasar bagi perusahaan-perusahaan asing. Sebagai salah satu contohnya adalah pasar otomotif, semua industri otomotif kelas dunia telah hadir di Indonesia dan menikmati keuntungan yang besar. Demikian halnya dengan pasar elektronik telah dikuasai perusahaan asal Jepang, Korea, dan Cina.
Strategi Pemasaran Global
Seperti yang diungkapkan oleh Viswanathan dan Dickson (2006) bahwa strategi pemasaran global meliputi dua pendekatan yaitu strategi pemasaran standar dan strategi pemasaran yang disesuaikan dengan kondisi negara tempat bisnis perusahaan dipasarkan (Standardization and adaptation of marketing strategies). Strategi pemasaran dengan pendekatan standar lebih menekankan pada pasar global yang memiliki sifat pelanggan yang homogen (consumer homogeneity). Strategi ini menekankan perusahaan untuk dapat memasarkan produk dan layanan yang sama di seluruh dunia dengan menggunakan identik strategi dengan biaya yang lebih rendah dan margin yang lebih tinggi.
Hal yang sama dikemukan oleh Levitt (1983) bahwa perusahaan multinasional yang memiliki pasar global akan lebih kompetitif bila mereka mampu menawarkan produk-produk global yang standar secara fungsional, dapat diandalkan, dan berbiaya rendah. Beberapa perusahaan yang lebih menekankan kepada preferensi konsumen akan dibingungkan oleh perilaku konsumen yang selalu berubah-ubah sehingga menjadi sulit dalam pengambilan keputusan. Perusahaan global akan mencapai sukses dalam jangka panjang jika ia mampu berkonsentrasi pada pasar yang konsumen inginkan daripada menggarap pasar yang konsumen pikirkan secara detail. Menurut Levitt (1983), perusahaan global merupakan perusahaan yang mampu menjual dengan biaya relatif rendah di seluruh dunia dengan satu kesatuan strategi.
PT Ikaindo Industri Karbonik UKM Indonesia yang Tembus Pasar Global
PT. Ikaindo Karbonik Indonesia dibentuk pertama kali di Medan, Sumatra Utara, pada 1986 untuk memproduksi karbon aktif dari arang tempurung kelapa. Karbon aktif digunakan dalam penjernihan air dalam proses industri. Coconut Shell Activated Carbon(CSAC) termasuk kedalam kualitas terbaik, ramah lingkungan, dan tingkat harga tertinggi dalam pasar karbon aktif. Namun secara teknis dan standar kualitas CSAC sangat ketat dan membutuhkan investasi yang cukup besar akibat tingkat fixed cost yang tinggi.
Pada 1988, UMKM ini mengalami masa sulit karena teknologi yang belum memadai, kontrol kualitas yang rendah, dan lemahnya manajemen. Kegagalan ini berlangsung hingga pemilik yang sekarang, President Director Darwis Karim, mengambil alih dan menginisiasi perombakan teknologi, reinvestasi, pengembangan produk dan marketing hingga akhirnya pada tahun 2006 menghasilkan profit dan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Strategi yang diambil oleh Darwis Karim adalah mengganti semua mesin (atau yang disebut kiln, mesin terpenting dalam karbon aktif manufaktur) yang tidak efisien dan menghasilkan produk dengan kualitas rendah. Disamping itu, mesin ini perlu dioperatorkan oleh 300 pekerja, jauh lebih banyak dibanding saat ini yang hanya memerlukan 130 pekerja. Mengatasi hal tersebut, PT Ikaindo melakukan kontrak jangka panjang dengan perusaahaan karbon aktif dari Inggris dan AS untuk melakukan technical assistance dalam pengembangan teknologi yang baru.
Setelah didapatkan kualitas arang yang baik, kemudian arang tersebut dikemas dalam kemasan khusus yang telah diberi label Karbon Indo yang untuk selanjutnya di eksport ke luar negeri. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang berasal dari Medan Sumatera Utara ini telah mampu membuat ekspor karbon aktif yang banyak digunakan di pasar Amerika dan Eropa. Bahan bakar tersebut terbuat dari bahan sederhana yaitu batok kelapa.
Perusahaan yang awalnya hanya sebuah UKM kecil yang didirikan sejak tahun 1988 ini berkembang seiring dengan berkembangnya inovasi dan teknologinya. Produk yang dihasilkan dari karbon aktif tersebut digunakan di dalam pemurnian air dan berbagai proses industri. Karbon aktif berbahan baku tempurung kelapa (CSAC) dianggap telah memiliki kualitas terbaik karena kekerasan dan porositasnya. UKM di tahun 2013 telah dijadikan UKM percontohan oleh Kementerian Perdagangan. Karena dinilai mampu melihat peluang yang unik, mampu menjaga kontinuitas baik dari kualitas maupun kuantitas.
Sumber:
Simbolon, Freddy. (2013). Strategi pemasaran global di pasar Indonesia. Binus Business Review, Vol. 4, No. 1.
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/10846/1/09E02120.pdf
http://goukm.id/10-ukm-indonesia-tembus-pasar-global/
https://www.margopost.com/pt-ika-indo-industri-karbonik-ukm-indonesia-yang-tembus-pasar-global/